``DARI AKTIVIS UNTUK AKADEMISI DAN KUTU BUKU``
Refleksi singkat
"AKTIVIS ,AKADEMISI,KUTU BUKU"
Oleh Ar yandis AFN.
(Ketua IPM Lombok timur)
Anggaraksa.prajurit.com.id .
"Pertikaian narasi, konflik intelektual Di tengah hiruk pikuknya perjalanan aktivis ,, akademisi,kutu buku Selama ini telah menjadi sorotan tersendiri di era digitalisasi ,dan selalu Aktivis menjadi sudut pandang negatif terahir yang di lontarkan oleh para pemuja kepentingan dan sejenisnya"
Wahai saudaraku para akademisi kami tau nilai mu tinggi IPK mu melangit.
Wahai saudaraku para kutubuku kami paham bahwa dirimulah sang penguasa jagad pengetahuan di atas bumi pertiwi ini ,teori -teori klasik maupun teori-teori moderen semua dirimu kuasai.
wahai saudaraku akademisi ,kutubuku kami mohon jangan ikut buli kami aktivis jalanan seperti bulian mereka yang tidak suka akan cara-cara kami dalam mengabdikan diri terhadap bangsa dan negara kami ,negara kalian ,negara kita semua.
Bapak refolusi kita mengatakan "Negara ini bukan milik suatu kaum ,golongan,suku ras dan Agama tapi dari sabang sampai merauke milik kita semua.
Ini Artinya pragakan jiwa anak bangsa dalam mengabdikan diri terhadap bangsa dan negara nya dengan cara apa dan seperti apa.?
Mungkin kawand-kawand akademisi lihai bersua dengan Mata kuliah hanya untuk disparasi nilai Atau mungkin kawand-kawand kutubuku lihai dalam menyantap buku -buku teori-teori barat dan timur yang terkemuka di dunia ,silakan itu cara-cara kalian dalam mengabdikan diri untuk nusa dan bangsa nya.
Wahai saudaraku para akademisi ,kutubuku kami tau bahwa dirimu bertampil cakap dengan narasi-narasi santun di belakang papan di depan jutaan orang untuk menyampaikan teori dan mendengarkan teorimu.
Tapi jangan ikut buli kami aktivis jalanan yang berdiri menentang tirani kekuasaan berdiri di bawah terik matahari yang beratapkan langit demi menyuarakan aspirasi berjuta rakyat.
Wahai saudaraku kutubuku,akademisi dirimu santun dalam menerapkan teori-teori dengan bersenjatakan spidol ,papan dibawah redupan ruangan yang bercahaya Dan ber AC tapi jangan ikut buli aktivis jalanan yang bersuara lantang menyampaikan narasi-narasi panas serta tidak elok di dengar oleh masyarakat ilmiah seperti akademisi ,kutubuku yang kedepankan kesopanan dalam bernarasi ,aktivis jalanan seperti kami adab ilmiah adalah pintu pertama,jika kemudian pintu pertama ini di tutup maka harapan untuk berdialog akan tertutup jua, disitu kemudian sudah di anggap pula pintu ilmiah tertutup .
Maka kami paksakan dobrak dengan narasi-narasi panas yang bersenjatakan megafon di atas panggung sonssystem dan berlangit matahari,Merobohkan jiwa-jiwa KKN Yang arsitektur nya tersusun rapi ,berlaga seperti nyamuk Berngok ngok tapi mengisap darah rakyatnya , sekali lagi ini cara-cara aktivis jalanan untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara .
Wahai saudaraku akademisi,kutubuku kita sama-sama punya cara untuk mengekspresikan diri sebagai bentuk pragakan paradigma untuk mengabdikan diri demi nusantara tercinta ini. Berhentilah saling membuli ,berhentilah saling menyalahkan dengan stetmen brutal yang kita miliki ,berhentilah mengakukan diri yang cerdas dalam mengkacamatakan persoalan objek bangsa ini.
Cara megafon dan sonsisytem yang bersuara lantang digunakan para aktivis ataupun dengan cara spidol ,polpen dan papan dengan narasi santun yang akademisi,kutubuku gunakan.
Sesungguhnya cara-cara itu ialah bentuk pragakan jiwa kita terhadap negara kesatuan rebuplik tercinta ini.
Catatan "akfivis Melawan bukan berarti anarkis tapi itu tanda kesehatan Otak yang masih aktif"
"AryandisAfn"
Anggaraksa 03 Agustus 2019
Komentar
Posting Komentar